Nama pemeran drama:
- Dodi
- Yogi
- Andi
Dodi adalah seorang remaja yang sangat perhatian dengan shabat-shabatnya.
Yogi merupakan sosok remaja yang selalu memprioritaskan kepentingan teman-temannya.
Andi adalah sosok remaja yang didera banyak permasalahan dalam kesehariannya.
- Dodi
- Yogi
- Andi
Dodi adalah seorang remaja yang sangat perhatian dengan shabat-shabatnya.
Yogi merupakan sosok remaja yang selalu memprioritaskan kepentingan teman-temannya.
Andi adalah sosok remaja yang didera banyak permasalahan dalam kesehariannya.
Dialog Drama
Ketiga orang sahabat (Dodi, Yogi, Andi) berkumpul disbuah taman. Mereka terlihat sedang mengobrol serius.
Dodi :
Yog, kamu kemarin darimana kok sepertinya aku liat kamu dijalan Cempaka?
Yogi :
Oh, aku abis dari rumah bibikku kemarin. Kamu kok tahu?
Dodi :
Iya, kemarin aku abis nganter pamanku ke salon.
Dodi :
Kamu kemarin dirumah aja ndi?
Andi :
Iya, aklu dirumah aja seharian.
Yogi :
Kok betah amat kamu ndi dirumah aja?
Andi :
Ya, lagian mau kemana sih? Aku dirumah aja, bengong sepanjang hari!
Dodi :
Emang kamu kenapa ndi? Kamu nggak lagi ada maslaah kan?
Yogi :
Iya, kenapa kamu ndi?
Andi :
Aku bingung, ada saja beban dalam hidupaku nih?
Dodi :
Beban apa sih ndi? Coba kamu cerita sama kami, siapa tahu kami bisa membantu.
Andi :
Bentar lagi kita kan lulus SMA nih, dan aku masih bingung pake duit siapa nanti untuk ngelanjutin pendidikan di perguruan tinggi.
Yogi :
Sabar dan tetap semangat ndi! Sebaiknya mulai sekarang kamu harus mau lebih berusaha keras lagi?
Dodi :
Benar kata Yogi.
Andi :
Berusaha lebih keras gimana?
Yogi :
Ya.. kamu sebaiknya mulai mencari pekerjaan dari sekarang agar nanti bisa melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Nggak papa kerja apa saja yang penting kamu dapat suntikan dana.
Andi :
Iya sih, aku juga sudah kepikiran. Tapi kan nggak mudah untuk bisa cari kerjaan.
Dodi :
Aku tahu, yaudah deh nanti kita bantu cariin kamu kerja. Semoga aja nanti bisa dapat.
Yogi :
Bener ndi. Kami akan bantu semampu kami untuk nyariin kamu kerja. Tapi, kamu harus tetap semangat dan jangan sampe mikir yang aneh2 OK!
Andi :
Ok, makasih atas bantuan kalian.
Dodi :
Kamu harus tetap semangat ndi!
Yogi :
Bener tuh, jangan putus asa dulu sebelum kamu banyak berbuat!
Andi :
Iya, makasih banget atas dukungan kalian.
Tidak lama kemudian mereka bertiga akhirnya pulang. Andi lantas menuju motor Supra miliknya, sementara Dodi dan Yogi pulang dengan menggunakan mobil Honda Civic milik Dodi
Naskah drama untuk 3 orang pemain - kepedulian sosial
DramaKepedulianSosial (3 orang)
Penokohan/karakter:
- Yudi
- Dedi
- Riza
Pada suatu ketika terdapat tiga orang sahabat dari latar belakang keluarga yang cukup berbeda. Yudi merupakan putra kedua dari tiga bersaudara dengan kadar ekonomi keluarga yang serba pas-pasan. Sementara Dedi adalah anak tunggal dari keluarga kaya dengan omset usaha orangtuanya yang mencapai ratusan juta per bulan. Kendati berlatar belakang yang jauh berbeda, namun mereka sangat akrab bak kakak adik. Sementara Riza merupakan teman baru Dedi dan Yudi. Riza mengikuti orangtuanya yang pindah tempat karena dipindah kerjakan oleh perusahaan tempat dimana Bapak Riza bekerja.
Alur naskah drama singkat
Penokohan/karakter:
- Yudi
- Dedi
- Riza
Pada suatu ketika terdapat tiga orang sahabat dari latar belakang keluarga yang cukup berbeda. Yudi merupakan putra kedua dari tiga bersaudara dengan kadar ekonomi keluarga yang serba pas-pasan. Sementara Dedi adalah anak tunggal dari keluarga kaya dengan omset usaha orangtuanya yang mencapai ratusan juta per bulan. Kendati berlatar belakang yang jauh berbeda, namun mereka sangat akrab bak kakak adik. Sementara Riza merupakan teman baru Dedi dan Yudi. Riza mengikuti orangtuanya yang pindah tempat karena dipindah kerjakan oleh perusahaan tempat dimana Bapak Riza bekerja.
Alur naskah drama singkat
Yudi:
apa kabar Den?
Deni
:baik Yud, kamu sendiri gimana?
Yudi:
aku baik. Oya, kamu Riza baik-baik aja kan?
Riza:
yup, aku baik-baik aja.
Deni:
yud, kamu kemarin kenapa? Kok nggak masuk sekolah tapi nggak ada ngirim suray izin sakit?
Yudi:
aku sebenarnya nggak sakit kok Den.
Deni:
terus kenapa nggak masuk kelas?
Riza:
iya, kenapa Yud?
Yudi:
aku nggak enak aja.
Deni:
nggak enak gimana? Emang kamu kenapa?
Yudi:
sehari sebelum aku bolos aku dipanggil oleh kespek. Aku dikasih tau kalau aku harus ngelunasin biaya pendidikan aku.
Deni:
jadi, kamu masih punya tunggakan?
Yudi:
ya bener Den. Aku bingung banget. Orangtuaku untuk makan aja pas-pasan, tapi masih harus ngurusin beban sekolahku. Aku nggak tau, mungkin aku mau berhenti sekolah aja.
Riza:
jangan Den. Pendidikan itu sangat penting. Gimana dengan masa depan kamu kalau kamu keluar sekolah.
Deni:
iya tu Yud. Kamu perlu sekolah karena pendidikan akan menjadi kunci masa depan kamu.
Yudi:
aku tau, tapi kalian juga tau kalau kondisi keluargaku sangat tidak mendukung.
Riza:
iya juga sih Yud. Aku juga nggak bisa ngebantu apa-apa.
Deni:
baiklah, gini aja besok aku kasih kamu uang untuk pelunasan biaya tanggungan sekolah kamu. Emang kamu butuh berapa?
Yudi:
350.000, kamu serius Den? Aku nggak mau kamu ngebantu aku sampe segitunya?
Deni:
ya serius dong. Segitunya apanya, kamu temen aku, aku temen kamu, temen peduli sama kondisi temennya, jadi kalau kamu sedang kesulitan ya aku bantu, apalagi duit segitu kan buatku nggak susah-suah amat, aku bisa minta orangtuaku dengan baik-baik.
Riza:
iya Den, kamu bener. Kamu emang perlu ngebantu Yudi biar dia tetap bisa lanjtin sekolahnya.
Yudi: aku nggak tau harus bilang apa sama kalian.
Deni:
oke, masalah kamu anggap saja sudah selesai Yud. Ni udah waktunya masuk, yuk ke kelas.
Riza:
ya
Yudi: ya, yuk masuk kelas.
Yudi:
aku baik. Oya, kamu Riza baik-baik aja kan?
Riza:
yup, aku baik-baik aja.
Deni:
yud, kamu kemarin kenapa? Kok nggak masuk sekolah tapi nggak ada ngirim suray izin sakit?
Yudi:
aku sebenarnya nggak sakit kok Den.
Deni:
terus kenapa nggak masuk kelas?
Riza:
iya, kenapa Yud?
Yudi:
aku nggak enak aja.
Deni:
nggak enak gimana? Emang kamu kenapa?
Yudi:
sehari sebelum aku bolos aku dipanggil oleh kespek. Aku dikasih tau kalau aku harus ngelunasin biaya pendidikan aku.
Deni:
jadi, kamu masih punya tunggakan?
Yudi:
ya bener Den. Aku bingung banget. Orangtuaku untuk makan aja pas-pasan, tapi masih harus ngurusin beban sekolahku. Aku nggak tau, mungkin aku mau berhenti sekolah aja.
Riza:
jangan Den. Pendidikan itu sangat penting. Gimana dengan masa depan kamu kalau kamu keluar sekolah.
Deni:
iya tu Yud. Kamu perlu sekolah karena pendidikan akan menjadi kunci masa depan kamu.
Yudi:
aku tau, tapi kalian juga tau kalau kondisi keluargaku sangat tidak mendukung.
Riza:
iya juga sih Yud. Aku juga nggak bisa ngebantu apa-apa.
Deni:
baiklah, gini aja besok aku kasih kamu uang untuk pelunasan biaya tanggungan sekolah kamu. Emang kamu butuh berapa?
Yudi:
350.000, kamu serius Den? Aku nggak mau kamu ngebantu aku sampe segitunya?
Deni:
ya serius dong. Segitunya apanya, kamu temen aku, aku temen kamu, temen peduli sama kondisi temennya, jadi kalau kamu sedang kesulitan ya aku bantu, apalagi duit segitu kan buatku nggak susah-suah amat, aku bisa minta orangtuaku dengan baik-baik.
Riza:
iya Den, kamu bener. Kamu emang perlu ngebantu Yudi biar dia tetap bisa lanjtin sekolahnya.
Yudi: aku nggak tau harus bilang apa sama kalian.
Deni:
oke, masalah kamu anggap saja sudah selesai Yud. Ni udah waktunya masuk, yuk ke kelas.
Riza:
ya
Yudi: ya, yuk masuk kelas.
Judul drama : Prilaku Buruk Seorang Pelajar
Pemain drama :
1. Ali
2. Dika
3. Yoga
Siang itu Ali tidak masuk sekolah karena sedang sakit. Setelah ditelisik
lebih lanjut ternyata Ali tidak sakit, melainkan hanya pura-pura. Dika mencoba
menegur Ali karena kebohongan yang dilakukannya. Yoga sebagai kakak kelas Ali
dan Dika mencoba memberikan pengarahan kepada Ali.
Dika:
Al, katanya kamu sakit? Bener nggak sih soalnya kamu nggak kliatan kayak
lagi sakit.
Ali:
Aku emang nggak sakit kok, cuma malas masuk kelas hari ini makanya aku
alasan sakit.
Dika:
Wah, kok bisa-bisanya sih kamu bohongin dewan guru? Terus surat ijin sakit
itu kamu dapat darimana?
Ali:
Aku buat sendiri. Ya, bukannya mau ngeboongin guru sih, tapi tadi pagi aku
memang malas banget mau pergi skul.
Dika:
Wah, kelewatan Al apa yang kamu lakuin. Masak kamu buat surat ijin boongan.
Jangan lakuin lagi Al!
Ali:
Mau gimana lagi orang aku malas banget, lagian juga anggak tiap hari aku
bolos.
Dika:
Iya, tapi itu kan tindakan tidak terpuji namanya. Kalau kamu nggak mau
janji untuk tidak ngebuat surat ijin boongan lagi besok aku laporin kamu ke
dewan guru.
Ali:
Gila amat lo Dik. Tega amat lo mau ngelaporin temen sendiri.
Dika:
Ya, makanya kamu janji jangan ngebuat surat ijin boongan lagi. Lagian
lambat laun pihak guru jika akan tahu.
Yoga:
Ada apa sih kok ribut-ribut?
Dika:
Ini si Ali, masak dia nggak masuk sekolah terus buat surat ijin sakit
boongan.
Yoga:
Yang bener Al?
Ali:
Iya Mas.
Yoga:
Waduhh.. Nggak boleh gitu Al, kamu jangan membiasakan diri dengan
berbohong.
Dika:
Iya Mas, bilangin si Ali itu.
Ali:
Oke deh Mas, aku usahain nggak pake surat ijin sakit boongan lagi.
Yoga:
Jangan bilang diusahain. Kamu harus bener-bener promise nggak bakalan
ngelakuinnya lagi.
Ali:
Iya iya
Yoga:
Janji ya!
Ali:
Yup
Dika:
Nah gitu dong Al!
Yoga:
Oke, sekarang mending kalian pulang. Gunakan waktu luang kalian untuk
belajar.
Ali:
Ok Mas
Dika:
Baik Mas, makasih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Kritik Dan Saran Anda Membantu Kemajuan Blog Ini.